Skip to main content

Pengertian dan Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini (UAD)

Daftar Isi [ Tampil ]
Pengertian dan Tahapan Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif biasanya benar-benar terkait dengan periode perkembangan motorik. Perkembangan kognitif anak memvisualisasikan bagaimana pemikiran anak berkembang dan berperan, sehingga bisa berpikir.

Perkembangan kognitif anak merupakan proses yang mana anak bisa meningkatkan kemampuan dalam memakai pengetahuannya. Kognisi yaitu peranan psikis yang mencakup pemahaman, pemikiran, lambang, penalaran, dan pemecahan permasalahan. Lebih lanjut lagi sebagaimana berikut ini.

Apa itu Perkembangan ?

Secara simpel, pengertian perkembangan menurut Elizabeth B. Hurlock disimpulkan sebagai rangkaian progresif yang berlangsung sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.

Sementara itu, menurut Chaplin yang diambil oleh Desmita (2010) dalam bukunya yang dengan judul "Psikologi Perkembangan Peserta Didik" mendefinisikan perkembangan sebagai:

  1. Pengubahan yang berkaitan dan progresif dalam organisme, dari lahir hingga mati,
  2. Pertumbuhan,
  3. Pengubahan dalam bentuk dan integratif dari beberapa bagian jasmaniah ke beberapa bagian fungsional,
  4. Kedewasaan atau munculnya pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak didalami.

Menurut F.J. Monks, dkk., mendefinisikan perkembangan menunjuk pada "satu proses menuju pada arah yang lebih prima dan tidak begitu saja bisa diulangi kembali. Perkembangan menunjuk pada pengubahan yang memiliki sifat tetap dan tidak bisa diputar kembali". Perkembangan dapat juga disimpulkan sebagai "proses yang abadi dan tetap menuju ke arah suatu organisasi di tingkat integratif yang semakin tinggi, berdasar pada pertumbuhan, pemasakan, dan belajar."

Menurut Jean Piaget, pengertian perkembangan adalah proses dari tiap pribadi yang melalui rangkaian pengubahan kualitatif (misalkan dalam perkembangan kognitif, emosi, dan sikap) yang memiliki sifat invarian, selalu (progresif), tidak melonjak atau mundur. Pengubahan kualitatif ini berlangsung karena tekanan biologis untuk beradaptasi dengan lingkungan dan terdapatnya penyelarasan struktur berpikir.

Ditinjau dari segi biologis, Piaget menyaksikan terdapatnya sistem yang mengendalikan dari dalam, hingga organisme memiliki sistem pencernaan, peredaran darah, sistem pernafasan, dan sebagainya. Hal yang juga sama terjadi pada sistem kognisi, di mana ada sistem yang mengendalikan dari dalam yang selanjutnya dikuasai oleh beberapa faktor lingkungan.

Apa itu Kognitif ?

Kognitif adalah suatu proses berpikir, yakni potensi pribadi untuk mengaitkan, memandang dan menimbang suatu peristiwa atau kejadian. Proses kognitif terkait dengan tingkat kepandaian (intelegensi) yang mengidentifikasi seseorang dengan bermacam ketertarikan khususnya sekali diperuntukkan ke beberapa ide dan belajar.

Beberapa pakar psikologi memakai istilah thinking atau pikiran untuk memperlihatkan pengertian yang serupa dengan cognition (kognisi), yang meliputi bermacam rutinitas psikis, seperti penalaran, pemecahan permasalahan, pembentukan konsep-konsep, dan lain-lain.

Kognisi atau pemikiran yaitu istilah yang dipakai oleh pakar psikologi untuk menerangkan semua rutinitas psikis yang terkait dengan pemahaman, pemikiran, daya ingat, dan pengelolaan informasi yang memungkinkannya mendapatkan pengetahuan, memecahkan permasalahan, dan merencanakan hari esok, atau semua proses psikis yang terkait dengan bagaimana pribadi mempelajari, mencermati, memperhatikan, memikirkan, memprediksi, memandang dan memikirkan lingkungannya.

Yang dimaksud Anak Usia Dini adalah ?

Pengertian anak usia dini pada umumnya yaitu anak-anak di bawah 6 tahun. Sujiono (dalam Khadijah, 2013) mengutarakan kalau anak usia dini yaitu anak yang baru lahir sampai usia 6 tahun.

Usia dini sebagai usia yang paling memastikan dalam pembentukan watak dan personalitas anak. Seperti yang disampaikan oleh Plato seorang pakar filsafat dalam Jamaris kalau saat yang terbaik mendidik anak ialah saat sebelum usia 6 tahun. Perihal ini diperkokoh dengan pendapat yang disampaikan oleh Cekoslavia yang namanya Jhon Amus Comenius dalam Jamaris kalau pengajaran sudah diawali semenjak anak ada dalam pangkuan ibunya (Jamaris, 2005: 1).

Jadi dimulai dari anak itu lahir sampai dia mencapai usia 6 tahun dia akan digolongkan sebagai anak usia dini. Sedangkan hakikat anak usia dini ialah pribadi yang unik di mana dia mempunyai skema perkembangan dan perubahan dalam faktor fisik, kognitif, sosio emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai tingkatan yang dilewati oleh anak itu.

Dengan begitu, dapat diambil kesimpulan kalau perkembangan kognitif anak usia dini ialah kemampuan metode berpikir anak usia dini dalam mendalami lingkungan sekitar sehingga pengetahuan anak semakin bertambah.

Maknanya dengan kemampuan berpikir ini anak bisa mengeksplorasikan dirinya, seseorang, hewan, tumbuhan, dan bermacam benda yang ada disekelilingnya hingga mereka bisa mendapatkan bermacam pengetahuan itu.

Pengertian Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Istilah cognitive berawal dari kata cognition persamaanya knowing, bermakna mengetahui. Dalam makna yang luas, cognition adalah pencapaian, pengaturan dan pemanfaatan pengetahuan (Neiser dalam Jahja, 2013:56).

Selanjutnya kognitif dapat disimpulkan dengan kekuatan dalam belajar atau berpikir atau kepandaian yakni kekuatan untuk mendalami ketrampilan dan ide baru, ketrampilan untuk mendalami apa yang terjadi di lingkungannya, dan ketrampilan memanfaatkan ingatan dan menuntaskan beberapa soal sederhana (Pudjiati dan Masykouri, 2011:6).

Searah dengan yang disampaikan oleh Maslihah (2005) kalau kognitif sendiri bisa disimpulkan sebagai kemampuan untuk memahami. Maknanya memahami memperlihatkan kemampuan untuk menangkap karakter, makna, atau info berkenaan suatu hal dan memiliki deskripsi yang pasti pada hal itu.

Perkembangan kognitif sendiri merujuk pada kapabilitas yang dipunyai seorang anak untuk mengerti suatu hal (Maslihah, 2005).

Sementara itu dalam KBBI, kognitif didefinisikan sebagai suatu hal yang terkait dengan atau mengikutsertakan kognisi berdasar pada pengetahuan faktual yang empiris. (Alwi, dkk, 2002: 579). Proses kognisi yakni sebuah proses psikis yang merujuk pada proses mengetahui (knowing) suatu hal (Berk, 2005).

Selanjutnya Yusuf (2005:10) menyampaikan kalau kemampuan kognitif adalah kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks dan melakukan penalaran dan pemecahan permasalahan, bertumbuhnya kemampuan kognitif ini akan memudahkan anak kuasai pengetahuan umum yang lebih luas, hingga dia bisa berperan secara lumrah di kehidupan warga setiap harinya.

Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi terkenal sebagai salah satunya domain atau ranah psikis manusia yang mencakup tiap sikap psikis yang terkait dengan pengetahuan, penilaian, pemrosesan info, pemecahan permasalahan, dan kepercayaan. Kognitif kerap kali disimpulkan sebagai kepandaian, daya logika atau berpikir. Kognitif yaitu pemahaman yang luas berkenaan dengan berpikir dan memperhatikan hingga tampak perilaku yang menyebabkan orang mendapatkan pengetahuan atau yang diperlukan untuk memakai pengetahuan (Patmodewo, 2003:27).

Kognitif atau cendekiawan merupakan satu proses berpikir berbentuk kemampuan atau daya untuk menyambungkan satu kejadian dengan kejadian yang lain dan kemampuan memandang serta menimbang segala hal yang dilihat dari dunia sekitar. Kognitif bisa didefinisikan sebagai pengetahuan yang luas daya logika, kreativitas atau daya cipta, kebolehan berbahasa dan ingatan. Kombinasi di antara kematangan anak dengan dampak lingkungan disebut kognisi. Dalam kognisi anak bisa menuntaskan permasalahan lingkungan sendiri.

Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Mayoritas psikologi khususnya pakar psikologi kognitif berkeyakinan kalau proses perkembangan kognitif manusia mulai berjalan semenjak dia baru dilahirkan. Adapun karakteristik tahapan perkembangan kognitif anak usia dini secara rinci adalah sebagai berikut ini.

1. Tahap Sensori Motorik

Perkembangan kognitif dari tahap sensori motorik akan kelihatan pada usahanya untuk melakukan pergerakan tertentu di antara lingkungan sekelilingnya. Pada awalnya pergerakan seorang bayi dilakukan secara spontan.

Aktivitas intelektual pada tahap ini nyaris semuanya meliputi gejala yang diterima langsung lewat indra. Di saat anak capai kematangan serta mulai mendapatkan ketrampilan berbahasa, mereka mengimplementasikannya dengan mengaplikasikannya pada beberapa objek yang riil. Anak mulai mengerti jalinan di antara benda bernama yang dikasihkan ke benda itu.

Tahap sensori motorik diikuti dengan ciri-khas yang mencolok sebagai berikut ini:

  1. Semua perbuatannya masih memiliki sifat naluriah.
  2. Aktivitas pengalaman didasari khususnya pada pengalaman indra.
  3. Pribadi baru sanggup menyaksikan dan menyerap pengalaman, namun belum untuk mengategorikan pengalaman itu.
  4. Pribadi mulai belajar mengatasi objek-objek nyata lewat skema-skema sensori motoriknya.

Dalam tahap ini kemajuan panca indra benar-benar memiliki pengaruh pada diri anak. Kemauan terbesarnya yaitu kemauan untuk menyentuh atau menggenggam, lantaran didorong oleh kemauan untuk mengenali reaksi tindakannya.

Dalam usia ini mereka belum mengetahui akan motivasi dan senjata terbesarnya yakni menangis. Mengemukakan cerita atau informasi pada anak usia ini tidak bisa sekedar hanya dengan memakai gambar sebagai alat peraga, tetapi harus dengan suatu hal yang bergerak.

2. Tahap Pra Operasional

Pada periode tahap pra operasional seorang anak berkembang dari sensori motorik ke skemata kekuatan baru, yakni kemahiran representasional dan perilaku sosial dengan beberapa ciri khusus pra operasional.

Tahap pra operasional diikuti dengan karakter mencolok sebagai berikut ini:

  1. Pribadi sudah mengombinasikan dan mentransformasikan bermacam info
  2. Individu sudah sanggup menyampaikan alasan-alasan dalam mengatakan beberapa ide
  3. Pribadi sudah memahami terdapatnya jalinan karena akibat pada suatu peristiwa riil, walau nalar jalinan sebab akibat belum tepat.
  4. Langkah berpikir pribadi memiliki sifat egosentris yang diikuti oleh tingkah laku berikut:
    • Berpikir imaginatif
    • Berbahasa egosentris
    • Mempunyai saya yang tinggi
    • Memperlihatkan dorongan ingin tahu yang tinggi
    • Perubahan bahasa mulai cepat.

3. Tahap Operasional Konkret

Pada tahapan ini anak mulai meninggalkan egosentrisnya dan bisa bermain dalam kelompok dengan ketentuan kelompok. Anak dapat dimotivasi dan memahami beberapa hal yang struktural. Tetapi dalam mengemukakan informasi harus diperhatikan pemakaian bahasa yang sanggup mereka ketahui.

Dalam tahap operasional konkret ini diikuti dengan karakter mencolok jika segala hal dimengerti seperti yang terlihat saja atau seperti realita yang mereka alami. Maka langkah berpikir pribadi belum menangkap yang abstrak walau langkah berpikirnya telah terlihat struktural dan rasional.

Baca juga: Tahap Perkembangan Kognitif Anak Menurut Jean Piaget

Dalam mendalami ide, pribadi benar-benar terlilit ke proses mengalami sendiri. Maknanya gampang mendalami ide bila pemahaman ide itu bisa dilihat atau melaksanakan suatu hal yang terkait dengan ide itu. (Asrori, 2003:39-42).

Itulah Pengertian dan Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini (UAD). Tahapan-tahapan yang disampaikan di atas bisa dijadikan dasar untuk orang tua atau guru dalam menyaksikan perkembangan kognitif anak dari tahap ke tahap pada tiap perkembangannya. Hingga bisa dijumpai apakah anak itu telah mempunyai kekuatan kognitif yang maksimal atau belum?.

Sumber:

  • Elizabeth B. Hurlock. 1980. "Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan". Jakarta: Erlangga.
  • Desmita. 2010. "Psikologi Perkembangan Peserta Didik". Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
  • F. J. Monks, dkk. 1985. "Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya". Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
  • Khadijah. 2016. "Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini". Medan: Perdana Publishing.
  • Heleni Filtri dan Al Khudri Sembiring. 2018. "Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun di Tinjau dari Tingkat Pendidikan Ibu Di Paud Kasih Ibu Kecamatan Rumbai". PAUD Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 1, No 2.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Tutup Komentar