Skip to main content

Hubungan Tasawuf, Akhlak, dan Suluk

Daftar Isi [ Tampil ]
Antara akhlak dan tasawuf memiliki hubungan yang berdekatan. Sebagaimana penjelasan pada artikel sebelumnya, bahwa tasawuf adalah ilmu yang dengannya dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan kebaikan dan keburukan jiwa. Tujuannya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan cara membersihkan diri dari perbuatan tercela dan menghias diri dengan perbuatan terpuji. Dengan demikian dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf, seseorang harus terlebih dahulu berakhlak mulia.

Pada dasarnya bertasawuf adalah melakukan serangkaian ibadah seperti sholat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Hubungan antara akhlak dan tasawuf lebih lanjut dapat diuraikan sebagai berikut:

Ketika mempelajari tasawuf ternyata pula bahwa Al-Qur'an dan al-Hadits mementingkan akhlak. Al-Qur'an dan al-Hadits menekankan nilai-nilai kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, rasa keadilan, tolong menolong, murah hati, suka memberi maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, keramahan, bersih hati, berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berpikir lurus. Nilai-nilai serupa ini yang harus dimiliki oleh seorang muslim dan dimasukkan ke dalam dirinya dari semasa ia kecil. Jadi hubungan antara akhlak dan tasawuf dalam Islam ialah, bahwa akhlak merupakan pangkal tolak tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak itu sendiri. 

Sedangkan suluk pada dasarnya juga merupakan bagian dari tasawuf, karena tujuan dzikir adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT dan pada akhirnya merupakan penyucian jiwa (tazkiyyatunnafs). Penyucian jiwa adalah inti dari kandungan tasawuf. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suluk itu mensistematiskan ajaran dan metode-metode tasawuf dalam rangka mendapatkan muqorobah dan muroqobah terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 

Rujukan:

  • H. Ali Mas'ud. "Akhlak Tasawuf". Buku Perkuliahan Program S1, Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbuyah dan Keguruan (FITK), UIN Sunan Ampel Surabaya, hlm. 28-29.
  • H. Badrudin. "Akhlak Tasawuf", Cet II. Serang: IAIB PRESS, 2015, hlm. 89-91.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Tutup Komentar